Selasa, 31 Januari 2012

Pengenalan Radiofotografi


Radiofotografi adalah proses pencatatan bayangan pada film radiografi dengan menggunakan sinar-x

Sifat sinar-x:
  1. Daya tembus besar
  2. Dapat mengionisasi suatu zat.
  3. Efek fluorosensi
  4. Biological effects (menimbulkan kerusakan sel tubuh)
  5. Photographic effect (menghitamkan plat film)
Pembentukan sinar-x
  1. Sinar-x diproduksi pada tabung hampa udara yang didalamnya terdapat katoda (bertindak sebagai filamen atau sumber elektron) dan anoda (bertindak sebagai target/sasaran)
  2. Katoda dipanaskan ( > 20.000 ºc )sampai menyala dgn mengalirkan listrik yg berasal dari transformator.
  3. Karena panas, elektron-elektron dari katoda terlepas.
  4. Waktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat.
  5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran sehingga terbentuk panas (99 %) dan sinar X (1 %)
  6. Pelindung ( perisai ) timah akan mencegah keluarnya Sinar–X dr tabung, sehingga sinar X yang terbentuk hanya dpt keluar melalui jendela.
  7. Panas yang tinggi pada sasaran akibat benturan electron ditiadakan dengan radiator pendingin.
Hal yang harus diperhatikan sebelum exposi:
  1. Posisi pasien
Pastikan pasien telah diatur dan tidak mengalami pergerakan.
    Pemilihan faktor exposi
    a)      KVP
    kV menyatakan : kualitas radiasi, daya tembus sinar dan tegangan tabung.
    kV harus disesuaikan dengan ketebalan dan kerapatan objek tersebut.
    kV yang terlalu tinggi dari kondisi standar akan menyebabkan:
    -       Kontras menurun
    -       Densitas meningkat
    -       Radiasi hambur meningkat.
    Semakin tinggi kV, maka daya tembus sinar-x sangat besar dan membuat gambaran overexpose. Begitu juga ketika pemilihan kV terlalu kecil, akan membuat gambaran underexpose.
    b)      Pemilihan mA (milli Amphere)
    mA menyatakan : kuantitas radiasi, terang redupnya gambar, dan besaran arus tabung.
    Peningkatan mA akan membuat kuantitas radiasi meningkat dan membuat ketajaman (sharpness) pada film radiograf.
    c)      Waktu pemaparan
    Pemilihan waktu pemaparan hendaknya menggunakan waktu tersingkat dengan memodifikasi faktor exposi untuk menghindari movement (pergerakan pasien).
    1. Focus-Film Distance (FFD)
    Apabila FFD berubah dari FFD pemeriksaan standar, faktor exposi juga harus diubah
    2. Object-Film Distance (OFD)
    Object yang akan diperiksa diharapkan benar-benar menempel pada film (OFD = 0), terutama pada pemeriksaan thorax untuk menghindari terjadinya magnifikasi.
    Pengecualian untuk object yang sengaja dibesarkan seperti sella tursica.
    3. Tipe film yang digunakan
    Pastikan sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan.
    Penggunaan grid
    1. Grid digunakan pada objek yang tebal atau penggunaan kV yang tinggi.
    2. Fungsi grid adalah menyerap radiasi hambur (radiasi primer yang terpecah selama menembus objek). Radiasi hambur itu membuat kontras menurun.
    3. Grid ditempatkan diantara film dan objek yang diperiksa.
    4. 2 tipe grid : grid yang diam dan grid yang bergerak saat exposi (Bucky)
    Processing Film
    Proses pembentukan bayangan laten menjadi bayangan nyata. Tahapan-tahapan nya antara lain: Development – Rinsing – Fixer- Rinsing – Drying.
    1. Development
    yaitu proses kimia yang memperkuat gambar laten. Hanya kristal yang mengandung bayangan laten (kristal yang terekspose) yang akan dikembangkan (develop) oleh developer.
    2. Fixing
    yaitu menetapkan bayangan yang sudah dibangkitkan oleh developer.
    3. Rinsing
    yaitu menghilangkan sisa-sisa emulsi dan bahan kimia sisa dari developer dan fixer.
    4. Drying
    yaitu pengeringan dari sisa air.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar