Hitam-putih (radiolusen-radioopak) sebuah foto Rontgen [selanjutnya ditulis foto saja] tergantung pada daya tembus sinar X pada suatu benda. Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberikan gambaran hitam (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus sinar X akan memberikan gambaran putih (radioopak). Ada juga bayangan tidak terlalu hitam (moderately radioluscent) dan bayangan tidak terlalu putih (moderately radioopaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak sedang ada bayangan keputih-putihan (intermediate).
Berdasarkan mudah tidaknya ditembus sinar X, bagian tubuh dibedakan atas:
- Radiolusen: gas, udara
- radiolusen sedang: jaringan lemak
- keputih-putihan: jaringan ikat, otot, darah, kartilago, epitel, batu kolesterol, batu asam urat
- radioopak sedang: tulang, garam kalsium
- radioopak: logam-logam berat
Misalnya pada foto Rontgen Thorax, foto dikatakan layak baca,salah satu syaratnya, bila memenuhi kualitas hitam-putih tertentu yang bergantung pada:
1. KV (kilovolt)
> Tegangan. Mempengaruhi daya tembus sinar X. Bila KV cukup, maka corpus vertebra
thorax III harus terlihat, yang semakin ke bawah semakin tidak jelas.
2. MAS (mili ampere seconds)
> Mempengaruhi jumlah sinar X yang dikeluarkan. Mempengaruhi kontras pada film. Cara
mengetahui cukup atau tidaknya yaitu dengan menyimpan jari di belakang pinggir foto yang
warnanya paling hitam. Normal -> jari tetap terlihat. Abnormal-> terlalu hitam (keras) atau
terlalu putih (lunak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar