Jumat, 15 Juli 2011

TEKNIK PEMERIKSAAN BIPOLAR URETROCYSTOGRAFI PADA KASUS STRIKTUR URETRA



oleh :
Narayana Kresna Kepakisan (0109024)




AKADEMI TEKNIK RADIODIAKNOSTIK DAN RADIOTHERAPI BALI
ATRO BALI
2011


Teknik Pemeriksaan Bipolar Uretrocystografi Pada Kasus Striktura Uretra

Patologi Striktur Uretra
1)      Pengertian
Striktura uretra adalah penyempitan lumen uretra disertai menurunnya (hilangnya) elastisitas uretra karena fibrosis jaringan.

2)      Etiologi
Penyebab striktur uretra adalah:
a.       Kongenital
Hal ini jarang terjadi. Misalnya:
§  Meatus kecil pada meatus ektopik pada pasien hipospodia.
§  Divertikula kongenital -> penyebab proses striktura uretra.

b.      Trauma
Merupakan penyebab terbesar striktura (fraktur pelvis, traumauretra anterior, tindakan sistoskopi, prostatektomi,katerisasi).
§  Trauma uretra anterior, misalnya karena straddle injury. Pada straddle injury, perineal terkena benda keras, misalnya plantangan sepeda, sehingga menimbulkan trauma uretra pars bulbaris.
§  Fraktur/trauma pada pelvis dapat menyebabkan cedera pada uretra posterior. Jadi seperti kita ketahui, antara prostat dan os pubis dihubungkan oleh ligamentum puboprostaticum.
§  Sehingga kalau ada trauma disini, ligamentum tertarik, uretra posterior bisa sobek. Jadi memang sebagian besar striktura uretra terjadi dibagian-bagian yang terfiksir seperti bulbus dan prostat. Di pars pendulan jarang terjadi cedera karena sifatnya yang mobile.
§  Kateterisasi juga bisa menyebabkan striktura uretra bila diameter kateter dan diameter lumen uretra tidak proporsional.

c.       Infeksi, seperti uretritis, baik spesifik maupun non spesifik (GO, TBC).
Kalau kita menemukan pasien dengan urteritis akut, pasien harus diberi tahu bahwa pengobatannya harus sempurna. Jadi obatnya harus dibeli semuanya, jangan hanya setengah apalagi sepertiganya. Kalau pengobatannya tidak tuntas, uretritisnya bias menjadi kronik. Pada uretritis akut, setelah sembuh jaringan penggantinya sama dengan iarinqan asal. Jadi kalau asalnya epitel squamous, jaringan penggantinya juga epitel squamous. Kalau pada uretritis kronik, setelah penyembuhan, jaringan penggantinya adalah jarinqan fibrous. Akibatnya lumen uretra menjadi sempit, dan elastisitas ureter menghilang. Itulah sebabnya pasien harus benar-benar diberi tahu agar menuntaskan pengobatan
d.      Tumor
Tumor bisa menyebabkan striktura melalui dua cara, yaitu proses penyembuhan tumor yang menyebabkan striktura uretra, ataupun tumornya itu sendiri yang mengakibatkan sumbatan uretra.

3)      Keluhan/gejala:
§  Pancaran air kencing lemah
§  Pancaran air kencing bercabang
Pada pemeriksaan sangat penting untuk ditanyakan bagaimana pancaran urinnya. Normalnya, pancaran urin jauh dan diameternya besar. Tapi kalau terjadi penyempitan karena striktur, maka pancarannya akan jadi turbulen. Mirip seperti pancaran keran di westafel kalau ditutup sebagian.
§  Frekuensi
Disebut frekuensi apabila kencing lebih sering dari normal, yaitu lebih dari tuiuh kali. Apabila sering krencing di malam hari disebut nocturia. Dikatakan nocturia apabila di malam hari, kencing lebih dari satu kali, dan keinginan kencingnya itu sampai membangunkannya dari tidur sehingga mengganggu tidurnya.
§  Overflow incontinence (inkontinensia paradoxal)
Terjadi karena meningkatnya tekanan di vesica akibat penumpukan urin yang terus menerus. Tekanan di vesica menjadi lebih tinggi daripada tekanan di uretra. Akibatnya urin dapat keluar sendiri tanpa terkontrol. Jadi disini terlihat adanya perbedaan antara overflow inkontinensia (inkontinesia paradoksal) dengan flow incontinentia. Pada flow incontinenntia, misalnya akibat paralisis musculus spshincter urtetra, urin keluar tanpa adanya keinginan untuk kencing. Kalau pada overflow incontinence, pasien merasa ingin kencing (karena vesicanya penuh), namun urin keluar tanpa bisa dikontrol. Itulah sebabnya disebut inkontinensia paradoxal.
§  Dysuria dan hematuria

4)      Patofisiologi
Proses radang akibat trauma atau infeksi pada uretra akan menyebabkan terbentuknya jaringan sikatrik pada uretra. Rangkaian patologi yang terjadi di sekitar uretra adalah:
§  proses radang akibat trauma dan infeksi pada uretra
§  jaringan sikatriks dinding uretra (striktur uretra)
§  hambatan aliran urine-urine mencari jaln lain untuk keluar
§  mengumpul di suatu tempat di luar uretra (peri uretra)
§  jika terinfeksi timbul abses uretra, yang kemudian pecah
§  fistula uretro kutan-fistula multiple.
Rangkaian pemeriksaan yang dilakukan pada kasus striktur uretra

Riwayat Pasien

Pasien tersebut tidak bisa kencing, kemudian berobat ke dokter. Oleh dokter pasien dipasang kateter melalui uretra sebagai saluran kencingnya, namun pemasangan mengalami kegagalan. Akhirnya pasien tersebut dilakukan sistotomi sebagai saluran kencingnya. Pasien rencananya akan dilakukan operasi pembedahan . Sebelum operasi dilakukan, dokter urologi meminta untuk dilakukan pemeriksaan radiologi bipolar uretrocystografi.

Adapun teknik pemeriksaan bipolar uretrocystografi adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan Uretrocystografi
a.       Pengertian
Pemeriksaan radiologi untuk melihat fungsi dari uretra dan vesica urinaria yang mengalami gangguan berupa penyempitan dan sumbatan sehingga menimbulkan gangguan pada uretra dan vesica urinaria.
b.      Indikasi
·         Striktur
Striktur Uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya. penyempitan lumen ini disebabkan karena dinding uretra mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum.
·         Retensi urine
Kesulitan dalam berkemih
·         Kelainan kongenital
Kelainan bawaan dari lahir, hal ini jarang terjadi
·         Fistule
Saluran abnormal yang terbentuk antara dua buah organ yang seharusnya tidak berhubumg.
·         Tumor

c.       Kontra indikasi
·         Infeksi akut
·         Recent instrumentation
d.      Penyiapan Media Kontras
Media kontras yang digunakan pada pemeriksaan bipolar uretrocystografi adalah urografin 76%. Alasan digunakan urografin bukan media kontras jenis non ionik seperti iopamiro,omnipague dan sebagainya adalah kontras di masukkan kedalam vesica urinaria dan uretra tidak melalui aliran pembuluh darah sehingga penggunaan media kontras non ionik pun tidak menimbulkan resiko.
Banyaknya media kontras yang digunakan yaitu 350-500cc untuk kontras yang dimasukkan pada vesica urinaria dan 12cc untuk kontras yang dimasukkan pada uretra. Media kontras yang disiapkan untuk kontras yang dimasukkan ke dalam vesica urinaria melalui kateter cystostomi yaitu urografin dengan perbandingan 1:4 volume 200 cc dengan pertimbangan jumlah tersebut sudah mampu mengisi VU secara penuh dan 20cc dengan perbandingan 1:1 untuk kontras yang dimasukkan melalui uretra dengan petimbangan pada volume 20 cc kontras yang dimasukkan melalui uretra jika tidak terdapat sumbatan akan masuk oula kedalam vesica urinaria.
Terdapat perbedaan perbandingan konsentrasi antara kontras yang dimasukkan kedalam vesica urinaria dan uretra. Alasan terdapatnya perbedaan itu adalah untuk kontras yang masuk vesica urinaria digunakan lebih encer dengan alasan kandung kemih berupa kantung sehingga media kontras akan tertampung dan dengan pengenceran tersebut sudah dapat memberikan gambaran yang jelas dan menghemat penggunaan media kontras. Sedangkan pada saat dimasukkan lewat uretra, kontras yang dimasukkan lebih pekat, yaitu perbandingan 1:1, alasannya yaitu melihat anatomi dari uretra, jika media kontras yang digunakan pekat diharapkan kontras akan menempel pada mukosa dibandingkan jika media kontras yang diberikan encer, maka kontras tidak bisa menempel pada mukosa dan akan kembali lagi, maka gambaran tidak jelas.

e.       Pemasukan Media Kontras
Uretrocystografi bipolar menggunakan 2 arah pemasukan media kontras yaitu cystografi secara antegrade melalui kateter cystotomi dan uretrografi secara retograde yaitu melalui uretra. Kontras yang dimasukkan ke dalam vesica urinaria melalui kateter cystostomy yaitu 200 cc, sedangkan untuk pemasukan kontras kedalam uretra yaitu kontras yang ada pada spuit sebanyak 20 cc didorong secara perlahan melalui meatus uretra eksterna, tetapi kontras hanya mengisi uretra sebanyak 8 cc. pada pemeriksaan bipola uretrocystografi, saat pemasukan kontras kedalam vesica urinaria pasien disuruh mengejan jika vesica urinaria terasa penuh. Untuk pemasukan media kontras kedalam uretra pasien juga disuruh mengejan kemudian pasien difoto dan media kontras tetap didorong sampai terasa berat untuk mengetahui daerah sumbatan.

f.       Prosedur Pelaksanaan
1.      Uretrografi
1.1  Persiapan Pasien
·         tidak ada persiapan khusus
·         vesica urinaria dikosongkan semaksimal mungkin
1.2  Persiapan Peralatan
·         pesawat sinar-X
·         kaset dan film ukuran 24x30 cm beserta marker
·         media kontras,urografin
·         gliserin
·         kateter
·         spuit
·         sarung tangan
·         kassa steril
·         bengkok atau mangkuk steril
·         kapas alkohol
·         plester
·         baju pasien
1.3  Jalannya Pemeriksaan
·         pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan, setelah disuruh buang air kecil
·         daerah orifisium uertra diolesi dengan gliserin
·         masukkan media kontras melalui kateter, sebanyak 12 cc
·         Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi
1.4  Proyeksi Pemotretan
v  Antero Posterior
·         Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
·         Posisi obyek : daerah pelvis dan uretra ditempatkan persis di atas kaset, kedua kaki direnggangkan
·         Arah sinar : ditujukan kesimpisis pubis dan disudutkan 100 cephalad.
·         Kolimasi : gunakan luas lapangan seluas obyek
v  Right dan left posterior oblique (RPO dan LPO)
·         Posisi pasien : tidur telentang di atas meja pemeriksaan
·         Posisi obyek : daerah pelvis dan uretra ditempatkan persis di atas kaset, kemudian pasien dimiringkan 300 sehingga uretra tidak superposisi dengan soft tissue dari otot paha
·         Arah sinar : tegak lurus terhadap kaset
·         Pusat sinar : ditujukan ke simpisis pubis
·         Kolimasi : gunakan luas lapangan seluas obyek
·         Kriteria gambar : tampak mengisi uretra ( pars cavernosa, pars membranacea dan pars prostatika)

2.      Cystografi
2.1  Persiapan Pasien
·         tidak ada persiapan khusus
·         vesica urinaria dikosongkan semaksimal mungkin
2.2  Persiapan Peralatan
·         pesawat sinar-X
·         kaset dan film ukuran 24x30 cm beserta marker
·         media kontras,urografin
·         gliserin
·         kateter
·         spuit
·         sarung tangan
·         kassa steril
·         bengkok atau mangkuk steril
·         kapas alkohol
·         plester
·         baju pasien
2.3  Jalannya Pemeriksaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar